Perekonomian Indonesia
Krisis keuangan yang terjadi di Amerika Serikat telah membawa dampak bagi stabilitas perekonomian dunia. Krisis tersebut berawal dari pemberian kredit yang sangat ekspansif (mekanisme Sub Prime Mortgage), sehingga menyebabkan lembaga keuangan dan penjamin simpanan mengalami kerugian.Keadaan tersebut memicu hilangnya kepercayaan kepada lembaga keuangan dan pasar keuangan. Keterikatan sistem keuangan dengan pasar keuangan global pada akhirnya membawa dampak krisis tersebut bagi perekonomian dunia.
Sebagai negara yang menjadi bagian dari perekonomian dunia, Indonesia akan terkena dampak langsung maupun tidak langsung dari krisis keuangan di Amerika Serikat. Pertanyaan kritis yang patut diajukan adalah, apakah dampak krisis keuangan Amerika Serikat tersebut akan sangat serius bagi Indonesia, sehingga Krisis keuangan yang terjadi di Amerika Serikat telah membawa dampak bagi stabilitas kita dapat kembali pada situasi krisis ekonomi tahun 1997/1998 yang lalu? Melihat pra kondisi, faktor pemburuk isu-isu non-ekonomi yang sungguh berbeda antara keadaan tahun 1998 dengan tahun 2008, maka kekhawatiran akan terjadinya kembali krisis seperti pada tahun 1998, menurut Presiden Yudhoyono adalah sesuatu yang berlebihan. Tentunya apabila policy respons dari Pemerintah dan Bank Indonesia mendapat dukungan masyarakat dengan menghindari kepanikan serta tetap berpikir positif dan rasional.
Dunia masih mengakui ekonomi Indonesia tetap tumbuh baik. Tidak terlalu terguncang akibat perekonomian global yang memburuk.
"Pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat bagus. Malah dalam pertemuan G20 kemarin diakui, bahwa diantara negara-negara besar dalam platform tersebut, ekonomi Indonesia merupakan salah satu ekonomi yang tumbuh dengan baik," kata Menteri Keuangan Agus Martowardojo di kantornya, akhir pekan ini.
Fokus Menteri keuangan saat ini masih pada guncangan akibat perekonomian global.
Pekerjaan internal yang terus dilakukan Kemenkeu, agar investor tidak lari dari Indonesia adalah perbaikan regulasi serta memperbaiki iklim usaha dalam negeri. "Kita harap begitu (kembali), tapi kita harus jaga ekonomi kita dengan reform di bidang regulasi," tegas Agus.
Sebelumnya, Agus memang mengkhawatirkan ekonomi global yang semakin memburuk. Hasil pertemuannnya dengan negara G20 di Paris beberapa waktu lalu menyimpulkan pertumbuhan ekonomi negara maju diprediksi turun menjadi 1,5%. Ini berimbas pada pertumbuhan ekonomi dunia yang terkoresi dari 4,4% menjadi hanya 4%.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta Indonesia untuk tidak hanya mengandalkan ekspor sebagai kunci utama perekonomian saja ke depannya.
"Kita harus memperkuat perekonomian domestik kita, memperkuat perdagangan dalam negeri kita, serta kita harus mengembangkan perekonomian daerah," tegas SBY, di Istana Negara, Jakarta, Senin (30/11/2009).
Sehingga nantinya perdagangan antarpulau, antarprovinsi, dan antardaerah semakin maju dan akan menjadi sumber pertumbuhan perekonomian Indonesia dan tidak hanya mengandalkan ekspor saja.
"Dengan penjelasan ini, betapa penting keterhubungan itu, termasuk keterhubungan di bidang tehnologi komunikasi dan informasi," jelasnya. Perekonomian nasional memerlukan fondasi jangka panjang yang lebih kuat. Dengan demikian,diharapkan perekonomian bisa terakselerasi lebih tinggi hingga 10 tahun mendatang.
”Selama ini pemerintah hanya fokus pencapaian jangka pendek dan menengah. Padahal ekonomi harus berjangka panjang, tidak bisa hanya lima tahun ke depan,” ujar pengamat ekonomi Tony Prasetiantono di Jakarta.
Dengan visi jangka panjang, tegas dia, bukan hal yang mustahil untuk Indonesia mencapai tingkat pertumbuhan antara 7-8 persen dengan produk domestik bruto (PDB)) sebesar USD1 triliun.
Tony menilai,salah satu fondasi dalam perekonomian yang berperspektif jangka panjang adalah penyediaan infrastruktur yang memadai. Infrastruktur menjadi kunci pembangunan ekonomi nasional.Sebab,selain banyak berkontribusi dalam penyerapan tenaga kerja, infrtasuktur merupakankomponen pentinngpendukung pertumbuhan ekonomi.
Sementara itu, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana mengatakan, untuk jangka panjang, pemerintah melirik pembangunan perekonomian dengan perspektif regional. Artinya, pembangunan perekonomian nasional ditopang kuat oleh perekonomian daerah.Armida mengklaim, sejauh ini persoalan ketimpangan pemerataan perekonomian daerah berangsur-angsur membaik.
Dikutip dari:
http://economy.okezone.com/read/2010/12/31/20/408932/ekonomi-butuh-fondasi-jangka-panjang